Surat untuk Bapak
Bapak, bukan maksud apa-apa aku menulis surat seperti ini. Pasti kau juga tidak akan membacanya. Namun aku hanya ingin orang-orang tau betapa aku sangat mencintaimu. Aku tau kau bukan sosok yang sempurna, demikian juga putrimu satu-satunya ini. Bersyukurnya aku memilikimu, menjadi salah satu bagian terpenting dalam hidupmu. Bapak aku ingin mengucapkan banyak terimakasih padamu. Untuk semua yang telah kau berikan. Untuk semua yang telah kau lakukan. Kau jadikan aku sebagai wanita kuat seperti sekarang ini. Bapak putrimu kini sudah mulai beranjak dewasa. Aku paham betul betapa khawatirnya engkau padaku. Kau takut aku terjerumus pada hal-hal yang negative di setiap aktivitas yang ku kerjakan. Pesan-pesan yang kau berikan setiap ku pergi waktu malam hari atau saat aku memutuskan untuk menginap ditempat temanku selalu berisi agar aku tidak berbuat macam-macam. Aku paham betul apa yang kau kawatirkan pak.Bapak jika boleh aku ceritakan kembali tentang masa lalu kita, rasa-rasanya hanya air mata isinya pak. Sejak kecil aku tau kau sudah tidak memiliki hubungan yang harmonis dengan ibu. Namun tidak denganku, kau begitu menyayangiku. Kau berikan apa yang aku mau, bahkan kau selalu membela dan menjagaku. Kau ucapkan kata yang menyakiti ibu saat dia melakukan yang salah denganku. Mungkin maksudmu agar aku selalu dalam keadaan yang baik. Aku tak paham betul apa yang terjadi pada kalian, bahkan sampai saat ini. Yang aku lihat waktu itu, waktu aku masih kecil kalian sudah memiliki pasangan masing-masing. Sesuatu yang seharusnya tidak aku lihat waktu usiaku masih begitu dini. Aku ingat betul bagaimana percekcokan yang sering kalian lakukan. Aku sering takut dan memilih untuk ke tempat teman akrabku sewaktu kecil. Terutama saat kakek tidak ada. Namun yang kau lakukan, kau menjemputku dan menyuruhku pulang. Yang sampai sekarang masih membekas diingatanku, waktu malam itu hujan deras dan seperti biasa kau menjemputku namun yang kau katakan sunguh-sunguh melukai aku pak. Sampai sekarangpun aku ingat betul, tapi tenanglah aku paham apa yang kau lakukan itu. Kau hanya aku tak ingin aku menjadi anak yang nakal dan tidak menurut, kau hanya ingin melindungi dan mendidikku menjadi anak berperilaku baik.
Bapak tak ada manusia yang luput dari kesalahan, demikian denganmu terlebih aku pak. Putrimu ini sempat membencimu. Saat aku menginjak remaja aku benar-benar menjadi sosok yang menurutku adalah masa-masa paling bodoh. Aku membenci sosokmu, bahkan sempat aku tak ingin bila nanti aku memiliki calon pendamping yang sepertimu. Taukah engkau alasannya? Semennjak kau mengatakan bahwa aku hanya “keponakan”mu pada sosok wanita yang ada diujung telepon waktu itu. Taukah egkau itu sangat melukai perasaanku pak. Padahal sebelumnya aku tidak mempermasalahkan masalah seperti itu. Hanya saja perkataanmu bnar-benar ku dengar secara langsung. Disisi lain aku membenci sikap kasar dan perlakuanmu pada ibu dan kakekku. Aku tau kaupun memiliki masa lalu yang membuatmu kecewa, hingga kau masih menyimpan dendam, saat itu. Tidak ada tempat mengadu, disaat itupula aku masih terpengaruh dengan keyakinan yang dianut ibu. Menjadi sosok yang paling hancur aku pak saat itu. Masalah demi masalah terasa seperti menerpa kehidupan remajaku saat itu. Namun Tuhan menguatkan aku dengan cara yang luar biasa, melalui sosok-sosok hebat yang membantuku bangun kembali. Tentu saja orang itu adalah kau, ibu dan kakek. Perlahan demi perlahan aku mulai menata hati, mempersiapkan apa yang seharusnya aku lakukan. Kalian begitu luar biasa berarti dan berharga bagi kehidupanku.
Bapak, aku akan selalu menjadi putri kecilmu. Kau masih bisa menjagaku sampai kapanpun, karna bagiku kau tetap akan menjadi sosok pahlawan didalam kehidupanku. Mukamu yang sering memerah menyimpan sejuta amarah saat kau tau putrimu telah disakiti untuk sesuatu yang tidak pernah ia lakukan. Bapak ingat tidak saat aku masih kecil ada yang menuduhku melakukan sesuatu kau Nampak begitu kesal dan mungkin akan memukul habis orang itu. Dengan muka polos aku hanya melihat saja. dan jujur aku kini menyadari bahwa banyak yang peduli denganku, banyak yang ingi melindungiku terutama keluarga kita. Kau tidak pernah mempermasalahkan omongan orang yang negative tentangku, kau tau aku tidak melakukan apa yang mereka katakan. Kau yang lebih mengenal aku, kau paham sifatku. Mungkin kupingmu terasa pedas mendengar omongan orang namun tak pernah sekalpun kau katakana kepadaku. Kau ingin semua berjalan baik-baik saja dan aku tau kau tidak ingin ada yang menghambatku di dalam proses sekolah maupun kuliahku.
Bapakku sayang, terimakasih untuk selalu mengajarkanku patuh dan taat akan Tuhan. Kau selalu mengingatkanku untuk beribadah ke gereja setiap minggu. Tak lupa kau katakana untuk selalu mengucap syukur atas apa yang aku dapatkan, terlebih saat kau yang selalu menjadi orang pertama yang melihat hasil rapotku. Kau kirimkan pesan padaku mengenai nilai yang ku dapat, tak lupa kau selalu mengatakan untuk mengucap syukur pada Tuhan. Betapa bahagianya aku memiliki mu bapak. Kau begitu perhatian dan peduli padaku. Kau doakan yang terbaik padaku, saat aku berpergian jauh kau selalu mendoakanku agar aku dalam penyertaan Tuhan. Kau percaya Tuhan akan melindungi putrimu ini. Begitupun saat aku berjuang untuk ujian perguruan tinggi, aku memintamu untuk mendoakanku. Mungkin itu juga yang membuatku lolos masuk perguruan tinggi negeri. Itu karena doa orangtuaku, termasuk bapak.
Disaat-saat terlemah dalam hidupmu, tak banyak yang bisa aku lakukan. Aku hanya akan berdiam dirumah dan menjalankan apa yang akan kau perintahkan. Selain karna aku takut padamu itu juga karna aku begitu mencintaimu. Sering kau sembunyikan luka yang ada pada tubuhmu padaku, apakah kau tak ingin aku melihatnya? Kau tak ingin aku kawatir padamu. Kau tak ingin ada yang membebani pikiranku. Tenanglah bapak, anakmu ini akan selalu baik-baik saja terlebih jika penyebabnya engkau ataupun keluarga kita, aku akan selalu baik-baik saja. setiap pagi dan malamku kalian tidak pernah luput dari perbincanganku dengan Tuhan. Aku selalu meminta Tuhan untuk menjaga kalian, menjauhkan kalian dari segala marabahaya, penyakit ataupun pencobaan. Aku meminta Tuhan memberikan berkat disetiap langkah kalian.
Maafkan aku, aku terlalu angkuh untuk mengatakan langsung pada kalian. Aku begitu manyayangi kalian, sangat sangat dan sangat. Hatiku yang sekeras batu ini masih malu untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan. Namun Tuhanku tau, aku yakin kalian pun begitu ;)
Bapak cerita masa lalu kita memang begitu berwarna, banyak yang belum tertuang. Namun biarlah setiap kesalahan yang kita lakukan menjadi sebuah pembelajaran bermakna untuk kita kedepannya. Tidak ada manusia yang tidak berdosa, demikian aku telah memaafkanmu dan ku mohon kaupun juga begitu. Aku menyesal pernah menjadi remaja yang keras hati.
Maafkan anakmu ini pak.
Bapak, aku minta maaf jika sering menyusahkanmu. Tak terhitung mungkin permintaan-permintaan aneh yang ku pinta padamu. Namun belum bisa aku membahagiakanmu pak. Tunggu lah aku akan melayakkan segala kehidupanmu, memperbaiki apa yang sudah terjadi dan menjadi sosok anak yang bisa kau banggakan.
Sekarang aku tidak menuntut banyak, aku tau setiap orang memiliki garis hidup yang berbeda-beda. Terimakasih bapak telah menjadi sosok yang hebat buat aku. terimakasih telah melakukan banyak hal buatku. Berjuta-juta kata tidak akan mampu menggambarkan bagaimana kisah kita. Hanya kita yang tau sepenuhnya, hanya kita yang merasakan dan mengalaminya. Tetaplah menjadi sosok bapak yang hebat buatku. Tetaplah lindungi aku. maafkan aku. aku akan membahagiakanmu melalui caraku sendiri, dengan bantuan Tuhan tentunya. Bapak, aku selalu dalam perlindungan Tuhan. Untuk masalah yang aku alami, jika bukan karna Tuhan mungkin aku benar benar akan terjerumus ke kehidupan yang negative, untung saja Tuhan menopang aku. dia meraih tanganku untuk bangkit lagi. Dia meminta aku membahagiakan kalian, Dia meyakinkan aku bahwa aku terlahir bukan untuk menjadi benalu bagi keluargamu. Aku yang akan merubah hidup keluarga kita. Bapak, tolong minta pada Tuhan untuk selalu turut dalam setiap apa yang aku kerjakan. Dia tau yang terbaik buat kita ya pak :’).
Bapak, aku tidak lagi mendambakan keluarga kita menjadi keluarga yang utuh dan sempurna. Karna aku merasa kita memang sudah sempurna dengan apa yang ditetapkan Tuhan. Aku tidak akan memaksakan apa yang ku mau. Kalian juga berhak bahagia dengan jalan kalian masing masing. Aku iklas. Aku rela. Aku bahagia jika kalian bahagia. Kalian akan tetap utuh walau tanpa kasih sayang. Semua kalian lalukan demi aku. terima kasih banyak
Mungkin sekarang aku tidak memiliki keluarga yang sempurna, namun suatu saat aku akan membangunnya sendiri dengan keluargaku yang baru.
I love you so much pak :* ({})
Tertanda
Putrimu
Aaaaaaa... peluk Ribkaaaa :'(
BalasHapushehehe makasih Mbak Bigi udah mau baca :')
BalasHapus